Ketika Tuhan Memiliki Keturunan, Belajar dari Kisah Dewa-Dewi Yunani Kuno

Aku tidak ingin mengandai-andai jika seumpamanya Tuhan ku memiliki keturunan, karna telah jelas disebutkan dalam Quran surat 112 ayat 3 bahwa “Dia [Allah] tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.”

Di sini aku akan membahas Tuhan para orang Yunani Kuno. Jadi, pada zaman dahulu kala, orang-orang Yunani kuno percaya bahwa dunia dikuasai oleh para Dewa dan Dewi yang sakti. ya ... kisah-kisah mereka membuatku betah berlama-lama menghabiskan ratusan halaman walau tengah badai ujian (Listrik Magnet, Mekanika Benda Langit, dan hal-hal berbau kalkulus dan Fisika lainnya.) Jangan ditiru, itu suatu dosa yang amat sangat nyata. Astagfirullah ... Sadar Nay ... sadar ... bisa-bisanyaaa... ya Allah ... begok bet lu Nay.

The Gods of Olympus painting, diambil dari http://www.talesbeyondbelief.com
Dikisahkan, Dewa dan Dewi terkuat tinggal di atas gunus Olympus. Para Dewa Dewi tidak melulu berada di atas gunung, ada kalanya mereka turun dan membaur dengan kehidupan manusia, hingga memiliki keturunan dengan manusia dan makluk-makluk lainnya. (Masyarakan Yunani kuno mengadakan perayaan olah raga untuk menyenangkan Dewa tertinggi mereka, Perayaan itu dinamakan Olimpiade. Lambat laun, Olimpiade  tak hanya diadakan di Yunani Kuno, Olimpiade mulai diadakan di mana-mana)

Aku akan mengawalinya dari kisah Odiseus. Odesius yang malang, walau akhirnya terkenang sebagai pahlawan tertangguh dan selalu dieluh-eluhkan. Odiseus, seorang raja dari Ithaca harus pergi meninggalkan anak dan istri yang sangat dicintainya guna menyelamatkan Helen, permaisuri raja Agamemnon, penguasa kepulauan Yunani yang diculik oleh pangeran Troya.

Singkat cerita, setelah sepuluh tahun berperang yang berarti juga sepuluh tahun meninggalkan keluarga, Odiseus dan pasukan dari Yunani berhasil merebut Helen dari orang-orang Troya. Hal itu berkat bantuan dari Dewi Athena yang merupakan Dewi Kebijaksanaan dan Perang.

Odiseus, Rombongan, dan Kapal. Diambil dari goodreads.com
Malang bukan kepalang, setelah perang usai dan kemenangan di gapai, Odisies tetap tidak bisa pulang ke Ithaca karna membuat buta Polifemus yang merupakan seekor Cyplos, raksasa terganas bermata satu yang tidak memiliki aturan, yang sialnya merupakan anak dari Dewa Posaidon, dewa penguasa Lautan. Hingga, Odiseus dikutuk tidak bisa kembali ke Itacha hidup-hidup, Dikutuk untuk selalu menemui penderitaan.

Ketika Tuhan memiliki keturunan, 
Kesalahan Odiseus karena membuat buta Polifemus lebih besar dibanding kesalahan Polifemus yang memakan enam anak buah Odiseus hidup-hidup. Jika ditimbang, mungkin dosa Odiseus teramat lebih besar dari dosa Polifemus menurut hitungan Dewa Posaidon.

Kesalahan yang dilakukan Odiseus
Aku beritau kawan, sebenarnya, Odisius juga melakukan kesalahan menurut kaca mata si pembaca (Saya alias Nahayuka).
Kesalahan pertama, Odiseus tidak fokus ke tujuannya untuk pulang ke Ithaca setelah perang Troya. Penderitaanya bermula dari keinginannya mengetahui siapa yang tinggal di pulau seberang. Odesius, dengan gegabahnya memasuki gua yang dia belum tau siapa pengguninya.

Kesalahan ke dua, Odesius menunjukkan kesombongannya di saat yang tidak tepat. 
Di dalam gua, dengan cerdiknya, Odiseus memperkenalkan diri sebagai Tak Seorang Pun pada Polifemus. Sehingga kala Polifemus berteriak kesakitan, ia berujar, "TAK SEORANG PUN! Tak Seorang Pun mencoba membunuhku. Tak Seorang Pun membutakan mataku." Kala tetangga sesama Cyclopsnya menghampiri dan bertanya.

Dengan kecerdikannya pula (Kalau diceritakan akan membuat tulisan ini semakin panjang) Odesius dan pengikutnya yang tersisa berhasil memoloskan diri dari Polifemus dan bergegas kembali ke Kapal untuk kabur dan meneruskan perjalanan.

Diatas kapalnya, Odiseus berteriak pada Polifemus dan tidak memperdulikan rombongan anak buahnya yang memohon untuk tidak mengganggu polifemus lagi, "Polifemus, Bila ada orang yang bertanya siapa yang telah membuatmu buta, Jangan bilang itu perbuatan Tak Seorang Pun. Katakan pada mereka bahwa itu adalah perbuatan dari Odiseus, Si penguasa Ithaca, si pejuang yang gagah berani dan penakluk kota-kota besar! Dialah yang membuatmu buta."

Polifemus murka dengan Odiseus. Diambi dari http://www.thehollywoodnews.com
Dan murkalah Polifemus, Ia lalu memohon pada ayahnya, Dewa Posaidon. "Dengarkan aku Ayah! Kutuklah Odiseus sang raja Ithaca! Semoga dia tidak akan pernah pulang ke tanah kelahirannya hidup-hidup! Bila ia memang dapat kembali, semoga ia tersesat dalam perjalanan pulang, kehilangan kapal dan seluruh awak kapalnya! Semoga ia hanya mendapat kesedihan dan kesulitan dalam perjalanannya."

Kesalahan ke tiga, Odiseus membuat masalah dengan anak dewa penguasa Lautan padahal jalan kepulangan satu-satunya adalah Lautan. Perlu di ketahui, dahulu kala tidak ada pesawat terbang. yang ini tak perlu ku panjang lebarkan.

Sebenarnya, semua bermula dari permaisuri Helen, yang karna kecantikannya diculik oleh pangeran Troya. Pada akhirnya, Permaisuri Helen membuat ribuan orang Yunani menderita bertahun-tahun, Ribuan keluarga berduka karna suami dan anak laki-lakinya tak kembali dari Perang Troya. Jika dihitung hitung dengan teliti, Kecantikan permaisuri Helen lebih berbahaya dari Kecantikan Laila dalam kisah Laila Majnun, aku pernah membahasnya dalam Belajar dari "Keagungan" Cinta Abadi Laila Majnun.

Hmmm ... ku jadi ingat tentang ini,
“Sesungguhnya tipu daya (godaan) kalian wahai para wanita begitu besar.” [Yusuf: 28]

Read more http://sofyanruray.info/antara-godaan-wanita-dan-godaan-setan-mana-yang-lebih-dahsyat/
"Sesungguhnya tipu daya (godaan) kalian wahai para wanita begitu besar" [Yusuf:28]

"Karena itu takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Isarail adalah wanita." [HR Muslim]
Mengenai kisah Dewa-Dewi Yunani Kuno yang lain
Selain Odiseus, kisah-kisah Dewa-Dewi Yunani Kuno dan keturunannya banyak diceritakan di seri  Percy Jackson and The Olympians dan The Heroes of Olympus. Ku sebenarnya juga ingin menceritakan dua kisah yang beratus-ratus dan kalau digabungkan bisa beribu-ribu  halamn ini.Tapi ... lupakan, nanti tulisan ini terlalu panjang. 

Intinya, Dalam kisahnya, Percy Jackson merupakan manusia keturunan dewa. Ia anak Posaidon. Dalam masa itu, Ia menjadi anak manusia dari Dewa tertinggi (Saat itu, Dewa Zeus, yang paling tinggi kedudukannya tidak memiliki anak manusia.) Dan kelanjutannya mudah ditebak, Ia menjadi pahlawan untuk para Dewa dan untuk para manusia anak Dewa lainnya.

Di The Heroes of Olympus. Dewa Zeus, Dewa tertinggi dalam Mitologi Yunani Kuno ternyata memiliki anak lekaki bernama Jason yang sebelumnya tidak disinggung dalam kisah Percy Jackson and The Olympians. Kelanjutannya juga mudah ditebak, Ia menjadi pemimpin dari kaumnya (kaum anak Dewa) 

Ceritanya ada dua perkumpulan para anak Dewa, yaitu perkumpulan Romawai dan Yunani. Perkumpulan Romawi di pimpin Jason, Anak dewa Zeus. Perkumpulan Yunani di Pimpin Percy Jackson, anak Dewa Posaidon. Kenapa tiba-tiba ada Romawi? baca sendiri ceritanya.

"Karena Mereka anak Dewa Tertinggi, mereka  menjadi lebih tinggi derajatnya dari anak-anak dewa yang lainnya."

Hal ini mengingatkanku pada tulisan Tentang Melihat ke Belakang.

Akhirnya,
Ketika Tuhan Memiliki Keturunan, Maha Penyayangnya benar-benar akan dipertanyakan.
Ketika Tuhan Memiliki Keturunan, akan keluar perkataan, "Jika Tuhan saja bisa condong ke keturunannya dalam menyelesaikan masalah, Bagaimana dengan hambanya?"
Ketika Tuhan Memiliki Keturunan, Ketidak adilan akan benar-benar di rasakan. 

Sebagai penutup agar tak penasaran dan tak mencoba membaca kisah ini di saat badai ujian, Kuberi tau nasib Odiseus. Dia akhirnya berhasil kembali ke Ithacha setelah melewati sepuluh tahun penderitaan terkatung-katung di lautan dan terdampar di pulau orang. Seperti yang diminta oleh Polifemus, seluruh rombongan anak buah Odiseus mati tak bersisa.
Catatan :
Odisei, salah satu karya sastra terkenal sepanjang massa yang saya baca ditulis oleh Mary Pope Osborne. Kisah Odisey asli ditulis dalam bahasa Yunani kuno oleh Homer sekitar tiga ribu tahun laluyang terdiri dari 24 buku.

Percy Jackson and The Olympians dan The Heroes of Olympus adalah novel fiksi yang ditulis oleh Rick Riordan berdasarkan mitologi Dewa-Dewi Yunani Kuno.

29 Mei 2017
Nahayuka

"Ketika Tuhan Memiliki Keturunan, Belajar dari Kisah Dewa-Dewi Yunani Kuno", Bagian 3 dalam 30 hari menulis
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

1 comment:

  1. Seru juga ya bacanya. Memang Tuhan akan hilang keadilannya jika ia memiliki keturunan seperti cerita dewasa Dewi Yunani kuno itu.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.