cerpen : Hati Yang Berbinar

Bulan terang, seterang hatiku yang sedang bersinar. aku bahagia, sangat bahagia hingga aku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Malam makin sunyi. namun, langit semakin berbinar. aku yakin, jam Dinding di rumahku telah melewat angka 12.  tengah malam telah berlalu. kini, hari telah berganti. sebentar lagi, cahaya malam akan padam. Namun, aku yakin cahaya hatiku tak akan pernah padam, ia akan terus berbinar. karna sumber cahaya itu takkan pernah hilang. 

Cinta. Cinta membuat hatiku terus berbinar. karna ia takkan pernah hilang. Cinta ia akan terus berkembang, saat aku melihatmu, saat aku mendengarkanmu, saat aku memikirkanmu, dan.... saat aku merindukanmu. lalu, bagaimana cinta dalam diriku akan kering digunakan untuk membuat hatiku berbinar?. sedang kau selalu disampingku menyangikan lagu syahdu. lalu.. saat sejenak saja kau tak didekatku, aku akan memikirkanmu dan merindukanmu.

Cinta, tahukah kau aku sangat mencintaimu. Tahukan, kau begitu berharga dalam hidupku? Kau mampu membuatku hatiku terang berbinar. lebih terang dari bulan purnama yang menyilaukan mata. Bahkan, Sang suryapun iri terhadapnya.

Aku sudah bilang jika aku merasa menjadi orang paling bahagia di dunia. Aku akan selalu menjadi orang paling bahagia didunia, jika kau selalu ada dalam tubuh, jiwa, dan hatiku. Maka, jalan terlalu sering meninggalkanku. Kau tahukan, sejenak saja kau tak ada, aku gelisah akan rindu yang terus membelenggu.

Cinta, jika suatu ketika kau tak bisa cepat kembali berlabuh di hatiku. jangan lupa memberi tahu!!!. Karna aku akan sangat tersiksa jika tak mendengar kabarmu sebentar saja. Dan jika suatu ketika kau tak mampu melangkahkan kaki untuk sekejap saja menyentuh hatiku, katakan saja !!!. Aku akan coba mengerti dan memahami. Jika cinta sudah mengering dalam hatimu. hingga ia berhenti berbinar, tak bisa memberi cahaya untuk pulang. 

Jika itu yang terjadi. Maka, cahaya cintakupun juga akan mengering. Karna, aku tak akan bisa melihat dan mendengar suaramu lagi. Aku akan tersiksa dengan bara rindu yang terus mengikis cintaku. hingga, cintakupun akan benar-benar mengering dan tak bernyawa lagi. Ia mati. cahayanya padam. dan kebahagiaanku pun hilang.

By: Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.