Untukku, Memilikimu Bukan Sebuah Kemustahilan

"Dia layaknya matahari yang terus bersinar, sedang kamu hanya sisi gelap yang butuh penerangan. Dia pangeran, sedang kamu hanya babu. Permata berkelip disekelilingnya, dan kamu hanya batu rubi yang terpendam di kejauhan."

Jarak membentang antara aku dan kamu, menjauhkan raga hingga tak mungkin untuk bertemu.
Sampai kapanpun, rasaku tak akan pernah usai, dan aku masih berharap walaupun memilikimu hanyalah sebuah anomali. 

Hati ini milikku, namun membuatnya berpaling darimu bukan kuasaku. Biarlah ... biarlah kata 'tak tau diri' pantas disematkan padaku karna keinginanku memilikimu.

Bukankah kita boleh bermimpi? 
Bukankah selama ini, mereka menganjurkan bermimpi hingga menembus bintang-bintang?
Lantas, kanapa mimpiku untuk memilikimu dianggap suatu kemustahilan?

"Benar, aku laksana pungguk merindukan rembulan. Lantas kenapa? bukankah orang tanpa sayap-pun boleh bermimpi menuju bintang?"


17 Juni 2016
Nahayuka

"Untukku, Memilikimu Bukan Sebuah Kemustahilan", Bagian 22 dalam 30 hari menulis
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

No comments:

Powered by Blogger.