Senyum ... Senyum ... Tersenyumlah

Diambil dari mommy.com
Hari itu, hari dimana segala hal terlihat kelabu dan tak ada siaapun yang tahu entang apa yang beberapa menit lalu telah mengubah segalanya menjadi tak menentu.

Dia, anak manusia yang tak terlihat layaknya manusia berjalan bertelanjang kaki menapaki jalan yang tajam. Ia, anak manusia yang tak punya nama itu berjalan menunduk tanpa memedulikan manusia-manusia di kiri-kanannya yang ribut akan suatu hal.

" Ini pasti mimpi- aku yakin ini hanyalah mimpi,"

" Ya... ya..., kau benar teman- ini pasti hanya mimpi."
" Jika ini hanya mimpi, lantas kapan kita akan terbangun mengakhiri mimpi yang tak semestinmya ini?"

 tertangkap percakapan tersebut dari sekumplan manusia oleh anak manusia yang tak punya nama, sejenak ia menoleh, sekilas memandang lalu menundukkan kepala kempali dan meneruskan langkahnya yang gemetar.

"Mimpi? apakah mimpi itu ... ? mengapa mereka menyangkut pahutkan semua ini dengan mimpi? " tanyanya  pada hati kecil yang terus menjerit menahan kesengsaraan.

"Mimpi ? mungkin mimpi adalah khayalan para manusia yang tak punya budi itu." Hati kecil menjawab tegas. " Khayalan yang selalu dinikmatinya setiap malam."
Mimpi? Anak manusia yang tak punya nama itu tak menanmggapi jawaban Hati Kecil. hanya saja ia terus berfikir tentang Mimpi. 

 Ia terus berjalan melewati para manusia yang merintih kesedihan. Anak manusia yang tak punya nama tertegun, Ia memperhatikan sebuah wajah yang penuh dengan senyuman. "Dia tersenyum? " Tanyanya pada hati kecil.

"Ya ... sepertiya dia memang tersenyum. mungkin karna ian tak punya akal yang bisa diguakannya untuk melihat dan merasakan keadaan di sekelilingnya." Jawab Si Hati Kecil seakan ia tahu yang sebenarnya. "Lihatlah Teman. bukankah ia memang orang gila?"
 Anak manusi yang tak punya nama melangkah menghampiri pemilik senyum. " Kau tersenyum" tunjuknya pada bibir yang mengembang.

"ya ... aku tersenyum. tak lihatkah enngkau akan senyumanku ini?"

"Bagaimana mungkin, bagaimana mungkin kau bisa tersenyum? adakah hal yang membuatku gembira?"

"Senyuman tak membutuhkan alasan untuk mengembang, Tuan. Jika tuan inginkan. tuan bisa tersenyum kapan saja, Dimana saja, dan pada keadaan bagaimanapun." Jawab Pemilik senyuman dengan senyuman yang mengembang.

" Sebentar lagi Perjalananmu akan tamat. kau akan tamat. masih bisakah klau tersenyum?"

" Aku tahu, aku tahu walau masih banyak manusia yang menganggap ini hanyalah mimpi ataupun khayalan mereka saja, Tuan. Mungkin tuan menganggapku selayaknya orang gila karna tersenyum disaat semua orang tengah berdeka untuk diri mereka sendiri. Lantas, haruskah aku ikut berduka, tuan?. Mengapa aku harus ikut berduka jika senyumanku mampu memberiku kedamaian?. senyuman tak membutuhkan alasan tuan. Seberapa hitampun kehidupan, senyuman mampu memberikan warna"  tersenyum, manusia itu masih tersenyum."
Semuman tak membutuhkan alasan? Kini, Anak manusia yang tak bunya nama terdiam tak sanggup membantah ucapan manusia dengansenyuman di hadapannya.

" mana mungkin senyuman tak membutuhkan alasan. pikirkan ini, teman. wanita ini gila" Hati kecil berkata geram.

"lihatlah, Tuan !!! langit makin menghitam. sekarang, tak ada cahaya lagi di bumi ini." Manusia itu tetap tersenyum.

" Tidak usah kau risaukan tak ada cahaya di bumi ini !!! Kau tak akan membutuhkan cahaya lagi. sebentar lagi hidupmu akan tamat."

" Begitu juga dengan hidupmu, tuan." senyum ... senyum... dan senyum ...

Anak manusia yang tak punya itu diam. mimik wajahnya datar. Tak ada kesedihan. bahkan senyuman hingga manusia benar-benar telah menghilang. Telah tamat. Ia anak manusia

By: Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.