Ketika Perjuangan Menjadi Kesalahan

Diambil dari fatimahkman.blogspot.com
"Kosong, kopi, lalu lari. Cuma sesimpel itu coba!"

"Ada  yang lebih simpel kok. Bahkan hanya karna sepucuk duri, kalau takdirnya memang sudah harus pergi, maka kita bisa apa lagi?"

"Aku tidak percaya dengan takdir seperti itu. Dalam segala kesulitan, Tuhan selalu memberi dua pilihan."

"Kalau seperti itu, harusnya
perjuangan hidup harus diganjar dengan umur panjang."

"Lantas kenapa harus berjuang jika takdir hanya berpihak pada satu pilihan yang tak bisa dihindari?"


Lalu, akan berakhir seperti apa berdebatan seperti itu? 

Pernah tidak kau berfikir jika, hari bahagiamu, hari munculmu ke dinia yang kau nanti dan akan kau rayakan ternyata menjadi hari duka. Hari terakhirmu di dunia.

"Break your legs." jika aku di posisi seperti itu. Aku juga akan tetap mencoba.

Sakit memang, namun bukankah cuma sesaat? "Ayo! Cuma saat ini! Pasti bisa! Pasti bisa! Setelah ini, kau boleh rebah dan tiduran." paksaku, tanpa berfikir jika aku bisa mati sebelum titik nyaman itu terlewati.

Dan jika itu terjadi, mungkinkah aku menyalahkan tekat dan perjuanganku sendiri? "Walau resikonya memang sangat tak sesuai dengan bayaran yang didapat."

"Bukankah 'resiko' itu ada di tangan Tuhan? Sedang kemungkinanya cuma 1:100000. Kalau seperti itu, mungkinkah aku akan memikirkannya?"

Dan aku masih punya pertanyaan yang belum mampu kupecahkan. "Jika 'resiko' itu terjadi, haruskah perjuangan yang disalahkan?"

11 Maret 2016
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.