Ratu Belgia Datang, Pencitraan ITB Pencitraan Indonesia.

Namanya juga tumpangannya Ratu. Maklumlah jika harus mengkilap setiap saat. Pak supir harus ngelap sebelum berangkat. 

Kendaraan Ratu Belgia saat mengunjungi ITB

Hmmm ... Jalan depan ITB hari ini steril. Bebas dari  mobil atau pedagang kaki lima yang setiap hari biasanya nongkrong. Satupun tak
ada yang terlihat parkir di tepi jalan.

Suasana di depan gerbang utama ITB

"Pencitraan sekali ITB"

Haruslah! Dalam kasus seperti ini, pencitraan ITB berarti pencitraan Indonesia. Namanya juga yang datang petinggi negeri sebrang, Ratu Belgia.

Aku ingat, beberapa bulan lalu, waktu bapak mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (datang untuk menerima anugrah doktor kehormatan) dan tokoh Nasional lainnya ke ITB, ITB tak steril ini. Pedagang dan mobil motor bebas nongkrong di pinggir jalan.

Jalanan di sekitar ITB bebas dari PKL dan parkir tepi jalan

"Maklum, kan yang datang orang indonesia sendiri, tak perlu berlebihan dalam bercitra. Toh, mereka sudah tau bagaimana kondisi jalanan negeri ini."

Bedanya lagi, kalau SBY pengawalnya dari Indonesia, Ratu Belgia ke ITB pengawalnya dari Indo dan Belgia. So pasti Ratu Belgia pengawalnya lebih banyak dari SBY tokoh nasional lainnya. Mobil yang membuntuti juga lebih banyak.

Rombongan ratu Belgia meninggalkan ITB
Kesamannya adalah sama-sama diperlakukan spesial. Spesial sambutan, spesial pengawalan, dan spesial-spesial lainnya. Yah! Karna mereka memang orang spesial. Seperti yang pernah kutulis dalam wall Facebookku, "Jadilah orang spesial agar diperlakukan spesial."

Kalau sudah jadi orang spesial, bersiap-siap saja. Siap di buru wartawan, penggemar, dan heaters yang bisa berlaku kejam. "Karna sebaik apapun makluk, pasti ada makluk lain yang tak suka." contohnya: semakin sholeh orang, semakin setan tak suka. Hehe.

"Lebay! Penjaganya kebanyakan. Mobilnya juga anti peluru kan!"

Untuk berjaga. Kalau manusia biasa celaka, dampaknya 'hampir' tak ada. Kalau petinggi negara celaka, masalah bisa di mana-mana. Apalagi kalau petinggi negara lain celakanya di indonesia, heeeeem bisa perang dunia.

Btw, berbicara soal wartwan, tadi aku sok banget, berlagak seperti reporter profesional. Memotret lingkungan sekitar sambil berjaga di depan. Saat Ratu Belgia keluar dari ruangan, inginnya menemui dan melempar rentetan pertanyaan. Walau tak akan mungkin bisa ditembus. Penjagaan ketatnya tak ketulungan. Paling juga cuma dapat gambar. Sayangnya memotret Ratu saya tidak bisa. Hah! Percuma menunggu lama-lama. Waktu detik-detik ratu mau keluar, aku malah mampir sebentar ke ATM. Damn! Tau sendirilah kelanjutannya.

Bandung, 17 Maret 2016
Nahayuka

Yuk ... coba kerjakan soal ujian TPB ITB dan buktikan kamu pantas jadi anak ITB. Download soalnya di sini

No comments:

Powered by Blogger.