Untukmu Yang Hanya Sebulan Belum Pulang Tapi Mengeluh Berkepanjangan.


Malam ini, di hari yang tepat sama saat aku membuat tulisan ini, ibuku yang di kampung nelfon dan menanyakan kepulanganku dengan bahasa jawa.

"Besok jadi pulang kan?"
"Gak, Buk. Gak bisa pulang. Kegiatan masih padat."
"Terus kapan pulangnya?"
"Sebulan lagi. Seminggu sebelum lebaran."


Yah! Sebenarnya semua urusan akademik sebagai mahasiswa ITB sudah kelar. Ini adalah masa-masa liburan. Masa-masa pulang kampung, kumpul bersama keluarga dan teman-teman di desa.

Sayangnya, sebagai mahasiswa TPB yang mau menginjak Jurusan, kami diwajibkan untuk mengikuti diklat terpusat. Yah! Walau beberapa jurusan tidak mewajibkannya. Jurusan yang mau kumasuki sendiri mewajibkan calon penerusnya mengikuti Diklat terpusat dan KAT (Menjadi panitia ospek)

"Bakal berapa lama di rumah?"
"Dua minggu, Buk. Seminggu setelah lebaran balik ke Bandung."

Yah! Sebagai mahasiswa yang kuliah di luar provinsi, sangat sayang jika libur cuma seminggu digunakan untuk pulang. Ini menyangkut ongkos yang harus dikeluarkan. Sejujurnya, capek di badan capek juga di dompet (Beda lagi untuk orang berkantong tebal)

Jadi ingat perkataan kakak tingkat aku yang kuliahnya gak di luar profinsi. "Waah, kamu jadi anak rantau beneran ya, Nay."

Gak papa. Kan sabda agama, "Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina." (yang ini juga ngeles)

Syukur aku masih bisa pulang setaun dua kali. Pulang setahun dua kali umum sih di sini. Temanku yang rumahnya di luar pulau banyak yang pulang setahun sekali. Anak Medan satu kelompok tugas bakal dua lebaran gak pulang. Lebaran taun lalu dan lebaran taun ini gak pulang. Alasan yang sama, terlalu sayang kalau cuma libur sebentar dan harus mengeluarkan ongkos besar untuk pulang.

Jangankan cuma setahun. Mahasiswa yang belum pulang lebih dari satu tahun banyak. Yang belum pulang lebih dari dua tahun ada. Katanya sih ...
"Merantau tuh lama sekalian. Pertanda sukses." elak teman-teman yang sudah setahun tak menginjak kampung halaman.

Ingat juga kakak tingkat di sini pernah cerita. Saat dia ngeluh ke ibunya karna gak bisa pulang, ibunya menyemangati dengan berkata, "gak papa. Katanya mau lanjut kuliah di luar negeri. Kalau kuliah di luar negeri kan gak bisa tiap taun pulang. Ini buat belajar." duuuh  ngena.

Btw, mahasiswa ITB tuh liburanya paling cepet dari yang lain. Awal masuk kuliah juga cepet. Jadi maklum saja nanti kalau mahasiswa ITB liburan, teman-temannya yang di univ lain masih pada ujian. Dan saat teman pada liburan, mahasiswa ITB sudah mulai masuk awal semester. Begitu saja sampai lulus.

Satu lagi perkataan yang enah siapa yang pertama menyiptakan. "Merantaulah, agar kau tau rasanya rindu dan kemana harus pulang."

Bandung, 19 Mei 2016
Salam rindu untuk keluarga di desa,
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.