Hebatnya Islam, Belajar Menghargai Sejarah dari Bangsa Barat



wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad
(Perhatikanlah sejarahmu, untuk masa depanmu)(Q.S 59:18)

Membaca buku, "Api Sejarah" karya Ahmad Mansur Suryanegara membuatku menyimpulkan  bahwa bangsa barat  yang dikenal memiliki paham plurelisme lebih  mengerti dan memahami sejarah dibanding dengan bangsa Indonesia sendiri, bahkan dengan orang islam kebanyakan (Termasuk aku nih).

 Berikut aku ceritakan kembali beberapa pemaparan dalam buku tersebut. Jadi, mereka meyebarkan "ajaran islam" dengan hadist yang di palsukan. Begini inti bunyi hadisnya, Allah lebih menyukai orang-orang di masjid dari pada di pasar.

Dampaknya, secara perlahan-lahan pribumi mulai meninggalkan perniagaan dan hilangnya upaya penguasaan pasar. Terjadi juga kekosongan pasar yang akhirnya digantikan bangsa timur asing: Cina, India, dan Arab.

Kenapa Kolonial Belanda berniat menyingkirkan pribumi terutama orang islam (karna mayoritas) dari penguasaan pasar? 
Menciptakan hilangnya kemauan umat islam sebagai wirausahawan  maupun wiraniagawan, bahkan juga mematahkan potensi pasar yang yang dikuasai umat islam, menjadi salah satu upaya barat dalam mempertahankan penjajahannya. Selain itu,  agar organisasi niaga mereka seperti VOC dari kerajaan prostetan Belanda bisa lebih mudah memegang kendali di daerah jajahannya (Indonesia).

Lantas apa hubungan cerita diatas dengan orang barat yang menghargai dan belajar dari Sejarah?
Jadi, Ide mereka untuk memalsukan hadist terinspirasi dari Sejarah saudara mereka. Berkaca dari pengalaman di eropa yang menyebabkan perubahan pelaku pasar. Penganut katolik tidak mau lagi menjadi wirausahawan akibat Gereja melarang orangnya di pasar. Ajaran Gereja berbunyi, Homo Mercator Vix Out numquam Deo Placere Potest (Wirausahawan sangat langka atau tidak disukai oleh Tuhan). Akibatnya pelaku pasar digantikan oleh orang Yahudi.

Dampak dari berkurangnya orang islam di pasar juga bisa dilihat dari munculnya  pasar Minggu. Pasar Minggu sebelumnya bernama pasar Ahad. Hari Ahad digunkan sebagai Hari Kebaktian  ke Gereja untuk menyembah San Damingo. Di telinga pribumi Damingo berubah jadi Minggu, Dan Pasar Ahad pun berubah menjadi pasar Minggu.

Diambil dari wanderarti.com
Bila kita kembali ke sejarahnya, Islam menggurita di seluruh dunia karna perniagaan. Pasar bukan hanya tempat jual beli tapi juga tempat pertukaran bahasa, ekonomi, politik, ideologi, sosial, budaya, Ketahan dan pertahanan. Pasar dijadikan tempat niaga dan dakwah oleh niagawan asal arab. Dari pasar di bangun masjid, dan dari masjid dibangun pesantren. Dengan alasan itu juga para penjajah dari barat mempalsukan hadist.

Nabi muhammad SAW sendiri mulai berniaga dari usia 8 tahun hingga 40 tahun. Dan baru berhenti setelah datang wahyu dari Allah di Gua Hira. (Mungkin juga karna kewajiban beliau menyebarkan Wahyu Allah mengakibatkan tidak memiliki waktu untuk berniaga.)

Aku jadi ingat  ini;
Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.
Diriwayatkan oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman.

Bukti lain dari kelihaian bangsa barat mengambil 'kebaikan' dari sejarah.
Pada Zaman Rasuluullawah SAW, pihak Yahudi menghianati Piagam Madinah (Piagam Madinah merupakan upaya penegakan hukum yang menggunakan konstitusi tertulis pertama di dunia) yang telah di sepakati bersama. Madinah di serang oleh kafir Quraisy Mekkah selama 10 tahun (622-632) dalam 10 tahun itu berlangsung 45 kali peperangan. Ada beberapa perang terbesar seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Gkandaq. Dalam perang, pihak Rasulullah saw menggunakan sistem pertahan dengan membuat parit atas usul Salman Al-Farisy. Sistem Parit dari Salman Al-Farisy kemudian digunakan dalam perang dunia I (1914-1919 M) di Eropa.

Tak hanya sistem parit dalam peperangan, Bangsa Barat juga meniru sistem pendidikan dari Islam. Sistem kurikulum, sistem ujian, dan acara wisudanya masih diambil dari sistem pendidikan Islam. Sistem yang ditiru tersebut berasal dari masa Umayah (661-1031 M)

Salah satu bukti peniruan sistem pendidikan oleh barat bisa dilihat dari penggunaan toga dalam wisuda. Warna hitam pada toga sebenarnya sebagai warna kiswah dari ka'bah. Bentuk ka'bah jika dilihat dari atas adalah segi empat. Secara internasional juga bentuk atasan dari toga masih tetap segi empat (di indonesia berubah menjadi segi lima)

Toga Internasional memiliki bentuk segi empat pada atasannya
Dalam sejarahnya, pesantren tidak dituliskan sebagai pengaruh dari sistem pendidikan di Timur Tengah, melainkah ditulis sebagai pengaruh Hindu. Akibatnya Islam dinilai tidak punya konsep pendidikan.  Hal tersebut merupakan secuil deislamisasi sejarah yang dilakukan oleh sejarawan Belanda sebagai bukti bagaimana bangsa barat mengerti akan pengaruh sejarah untuk kedepannya. (Nanti saja kita bahas masalah deislamisasi Sejarah Indonesia (juga Dunia) yang dilakukan bangsa barat dan bangsa Indonesia sendiri)

Apa itu deislamisasi?
Menurut KBBI, "penghilangan harkat Islam: mereka berusaha merusak ajaran". Silahkan jabarkan sendiri pengertiannya.
Pengambilan beberapa Sistem Islam pada masa lampau oleh bangsa Barat juga deislamisasi sejarah yang dilakukannya, menjadi bukti bagaimana Bangsa Barat begitu mengerti pentingnya sebuah Sejarah.
"Dan semua kisah rasul-rasul, kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat (pelajaran)  dan peringatan bagi orang yang beriman." (QS Hûd : 120)

Catatan:
Semua informasi di atas hanya secuil informasi dari cuilan informasi pada buku "Api Sejarah Jilid Satu" karya Ahmad Mansur Suryanegara.

Bukunya lebih tebel dari buku Introduction to Electrodinamics karya David J. Griffits. Membacanya di bulan puasa memunculkan pemikiran, "Kayaknya aku baca buku ini sampai abis kayak ngatamin Qur'an deh."

Bintang seribu dariku untuk buku ini. Membacanya membuatku mengerti bagaimana hebatnya Islam, membuat semakin bangga menjadi pemeluk Islam.

2 Juni 2017
Nahayuka

"Hebatnya Islam, Belajar Menghargai Sejarah dari Bangsa Barat", Bagian 7 dalam 30 hari menulis
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

No comments:

Powered by Blogger.