Aku dan Instagramku



Menurut survey #StatusOfMine yang di publikasikan oleh United Kingdom's (melibatkan 1.479 responden dengan usia 14-26 tahun) memberikan kesimpulan bahwa Instagram menjadi media sosial paling buruk bagi kesehatan mental.

"Sering melihat teman atau orang selalu berpergian atau bersenang-senang, bisa membuat orang muda merasa ketinggalan karena orang lain seperti sedang menikmati hidup. Perasaan ini akan membuat mereka selalu membandingkan dan merana." Tulis hasil survey itu.

Sayapun begitu, selalu ingin mempublikasikan, mengupload foto di Instagram mengenai apa yang sedang saya lakukan.

Sampai memahami, jika saya lebih ingin menunjukkan apa yang saya dapatkan, menunjukkan keberuntungan yang saya terima, dari pada hal bermanfaat apa yang bisa saya bagikan. Hingga saya sadari, berat untuk saya agar tak membagikan hal-hal menyenangkan saya di Instagram. " Sebesar itukah keinginan saya menunjukkan 'kesenangan' saya? Menunjukkan pencapaian saya?"

Sayapun begitu, selalu merasa 'tertinggal' saat melihat foto teman-teman di Instagram yang sedang berada di tempat bagus, melakukan kegiatan menyenangkan, mengunjungi kafe-kafe dengan makanan mahal, atau berkunjung ke luar negeri. Sesuatu yang tidak saya dapatkan.

Sampai saya bertemu dan memperhatikan orang-orang di sekeliling saya, mereka yang punya Instagram namun sangat jarang digunakan, atau bahkan banyak yang memutuskan tak menyimpan aplikasinya di smartphone mereka. Padahal mereka adalah orang-orang yang memiliki hari-hari dan pencapaian-pencapaian menyenangkan yang bisa dibagikan. Keren ya? Salah satu alasan yang paling banyak diberikan adalah, "aku ga mau terlalu buang-buang waktu dengan media sosial itu."

Titik di mana saya tak merasa berat lagi tuk tidak membagikan kesenangan saya di Instagram adalah titik dimana saya memahami jika orang-orang yang tak menunjukkan pencapaiannya di Instagram bukannya mereka tak memiliki pencapaian dan kesenangan. Dan orang-orang yang selalu membagikan kesenangan mereka di media sosial bukannya mereka tak memiliki kesedihan.

Hidup bagai roda yang berputar, dan tiap orang punya masa menyenangkan dan menyedihkan.

Ketika mereka membagikan pencapaian-pencapaian yang berhasil mereka dapatkan di media sosial, pertanyaan yang bisa di berikan adalah, "kesusahan dan kesedihan yang bagaimanakah yang bisa membuat mereka mencapai semua itu?"

Dan ketika sekarang banyak orang yang rela pergi jauh-jauh hanya untuk berfoto dengan pemandangan bagus dan mempostingnya di Instagram, sepertinya banyak yang sedang merasakan apa yang pernah saya rasakan. Perasaan berat untuk tak menunjukkan kesenangan.

No comments:

Powered by Blogger.