Bidadari Di Bumi

Bumi berputar, terus berputar dari ribuan abat saat bumi baru terbentuk dan mungkin akan berhenti ribuan abat lagi saat kiamat yang selalu dibicaran manusia dan para malaikat benar-benar terjadi.

Disat matahari tengan bersinar cerah dan bumi masih berputar mengelilinginya, seorang bidadari dari tempat yang tak diketahui asalnya terbang dengan lunglai menyusuri luasnya alam yang diciptakan tuhannya. Ia bidadari yang bersayap layaknya malaikat itu terdiam. nampak benar keresahan dalam raut wajahnya yang ayu.

"itukah planet bumi? " ucapnya pelan pada dirinya sendiri.

ya... itu planet bumi, planet yang selalu dibicarakan teman-teman dan guru yang sangat dihormatinya, planet, tempat tinggal makhluk ciptaan tuhnanya yang paling sempurna, lebih sempurna dari dia, bidadari penghuni keindahan.

sejenak, terbesit keraguan dalam benaknya, namun ia segera menepis keraguan tersebut dan mempercepat kepakan sayapnya menuju dataran hijau. "Bukankah ini sudah menjadi mimpiku sejak lama? lantas untuk apa aku ragu."

 rimbun, hutan yang yang ditapaki badadari itu rimbun, hingga ia harus menutup sayapnya untuk menyusuri hutan hijau tersebut. Bidadari itu menoleh kekiri-kekenan. Asing, tempat itu benar-benar asing untuknya.

Sengaja ia memilih tempat rimbun itu untuk menghindari makhluk yang paling sempurna melihatnya, melihatnya sebagai makhluk yang asing dan aneh menurut mereka.  walaupun begitu, dia tetap merasa was-was, takut jika makhluk sempurna tak sengaja mempergokinya. seperti...

" Hai ... "

deg ... Sang bidadari terlonjak. ia menoleh menagkap bayangan sesosok manusia berdiri di hadapnnya. Bidadari telonjak. ia segera mengembangkan sayapnya dan berusaha pergi dari tempat itu.  Namun sebelum iatu terjadi ...

" Tunggu ... , aku bukan orang jahat. " cegah orang itu seraya menggenggam jemari bidadari yang teras hangat.

Bidadari mengurumgkan niatnya. ia menoleh pada manusia yang baru saja bicara padanya.

"Aku bukan orang jahat. Perkenalkan namaku Ray.. Rayan Aditya," ucapnya setelah melepaskan genggaman dan mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

" Talaysia " jawabnya tanpa menjabat uluran tangan.

" Talaysia ... Nama yang indah. seidah pemiliknya." ucap manusia itu seraya mengagumi wajah bidadari itu yang memang mengagumkan.


***

Cerah. Matahari tersenyum dengan senangnya. Tak ada yang menghalagi senyuman nmatahari untuk tetap menyenangkan untuk dipandang oleh seorang

No comments:

Powered by Blogger.