Terlalu Tulus (Bodoh)

Diambil dari akuislam.com
"Orang-orang baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, karena orang-orang baik lainnya diam dan mendiamkan."


-Anies Baswedan-

Pensil dan penghapus berteman baik. Suatu ketika, Pensil membuat  kesalahan dan dia tak bisa memperbaikinya. Pensil sedih.

"Ada masalah apa? Kau terlihat murung." ujar penghapus saat datang berkunjung.
"Aku membuat
kesalahan. Kau tahukan, aku tak bisa memperbaikinya. Penghapus, sekali lagi ... Bisakah kau membantuku?"

'Sekali lagi ....' perkataan itu sudah sering diucapkan pensil. Dia tak belajar dari kesalahannya. Sayangnya, penghapus terlalu baik hati hingga melukai dirinya sendiri. 
Dan 'sekali lagi' bukan pertanda untuk berhenti. Pensil masih membuat kesalahan dan meminta temannya untuk memperbaikinya. Walau pensil sendiri tau jika penghapus bertambah cidera setiap kali menolongnya. 

---------------------

Yah! Orang-orang bilang, jadilah penghapus. Dia tulus membersihkan walau dirinya akan berkurang. 

Pertanyaanku, benar tulus atau hanya bodoh?

Jika si penghapus adalah manusia dan akhirnya meninggal karna terlalu sering menutupi kesalahan temannya, dia tulus atau bodoh?

Alih-alih menghentikan, dia malah membersihkan. Kalau begitu, bukankah dia meninggal karna kesalahannya sendiri?

Yah ... Banyak orang baik tumbang karna ia terlalu tulus (bodoh) tak sadar jika dimanfaatkan dan ditikam dari belakang. Dan orang baik lainnya tak bisa menolong karna mereka hanya akan memaafkan lalu berujar ... "Tirulah teman kita itu. Dia tulus."

Bandung, 1 Mei 2016 23:25
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.