Katak dan Kodok

by : Nahayuka

Diambil dari dayilmu.com

"Tak, loe kenapa sedih," sapa kodok pada temannya yang baru ditemuinya setelah enam bulan lamanya mereka terpisah.

Katak tak bersuara. Ia menengadah memandang langit yang menurunkan bulir-bulir bening.
"Tak, woi ... Tak, Katak." Kodok tak suka dengan sikap katak. "Harusnya loe bahagia, Tak. Bukan malah bersikap seperti ini."

Benar. Harusnya, Katak bahagia. Musim penghujan tiba. Ia bisa berkumpul lagi dengan teman dan keluarganya setelah merantau menghindari kemarau enam bulan lamanya.

Katak mendesah. Benar-benar pasrah."Dok, aku baru saja mendengar percakapan antar manusia di kota," ujar katak ragu.

Kodok menatap Katak. Tak mengerti mengapa perkataan manusia bisa membuat temannya jadi seperti itu. "Manusia? Mereka berkata apa?"

"Seorang penulis pemula amatiran bertanya pada penulis senior. Kak, saya suka menulis cerita yang tidak normal heptana. Biasanya, tokoh bicara dengan benda-benda di sekelilingnya yang dianggap bernyawa, atau dengan hewan. Terkadang malah hewan dengan hewan saling berbincang. Apa tulisan seperti itu layak diterbitkan?" Pelan katak menjelaskan.

"Lalu ...." Kodok belum bisa memahami.

"Kau tahu penulis senior menjawab apa? Kau tahu? Jawabannya menbuatku pilu." Katak murung.
Kodoh tak nyaman melihat temannya murung. "Penulis senior itu menjawab apa?" Kodok mulai tertarik.
"Jawabannya begini. Kalau tokohnya hewan dengan hewan mungkin bisa diterbitkan di penerbit buku anak. Asal ceritanya tentang anak juga." Pilu Kodok menjelaskan.

"Ohhh ...." Kini, Kodok mampu memahami. "Bukankah memang demikian?" Sambung Katak. Ia mulai sedih.

"Mengapa seperti itu? Apa kisah kita memang hanya layak disuguhkan pada anak-anak?"

"Sudahlah. Dari dulukan memang begitu. Harusnya si penulis amatiran itu sudah tahu," jelas kodok. "Kenapa ia tak menjadi penulis normal saja? Tidak usah nyelenah seperti itu." Sambung kodok. Ia mulai geram.
Kodok melonjat pergi. Kini, ia berdendang bersama kawan-kawannya di pematangan sawah. Pilu terdengar,
 nyanyian yang kodok dendangkan.

16 Desember 2014

No comments:

Powered by Blogger.