Derita Anak TPB ITB

Diambil dari www.publicdomainpictures.net
Begini nih kalau sudah jadi mahasiswa tapi belum punya jurusan. Tiap hari ketemu MAFIKI, gak peduli fakultasnya FMIPA, FTTM, FTSL, FITB atau lainnya, tiap hari MAFIKI menemani.
Kalau nilai mapel ini jelek, "Gak jadi pilih jurusan ini gua, pengen ngambil yang lainnya aja." ini nih untungnya ada TPB. 
 
Nggak enaknya tuh,
"Kalau lu keterima di pilihan keempat gimana?"
"Gak bakal lah. Gua keluar dari sini kalau sampai itu terjadi."
Nah lhooo! Setiap falkutas memiliki jurusan faforit sendiri-sendiri. Persaingan itu ada dan nggak mungkin semua bisa masuk ke jurusan impiannya.

Mungkin kebanyakan orang akan memberi saran, "Jalani saja! Tuhan sudah menentukan skenario terbaik untukmu." (baca juga: Kami Ratapi Papan Ratapan. )

Jalani! Kalau sudah cinta mati bagaimana? Anak olym Matem ternyata masuk Kimia. Anak olym Kimia masuk Fisika. Anak olym Fisika masuk Astro. Kalau gak cinta bagaimana? Yah! Seperti setiap tahunnya, gak mungkin kalau ga ada anak yang ga keluar dari sini. Entah keluar karna suka rela atau terpaksa.
Kebanyakan memang akan bertahan. Masuk sini susah wooooy. Lagi pula ga ada jurusan yang ga bagus di sini.

Demi mendapatkan Akreditasi Internasional dari Amrik, Jerman, dan Asia, kampus ini mengubah sistem layaknya di MIT (institut teknologi terbaik di dunia)
Karna dasar dari teknologi sendiri adalah sains. Akreditasi Internasional, agar sejajar dengan mahasiswa luar dan menjadikan kampus ini sebagai world class university katanya.


Bandung, 2 Desember 2015
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.