Ketika Jilbab Hanya Sekedar Fashion

Sebenarnya ingin membahas ini dari jauh hari. Tapi ... Aaaah mari lanjutkan.

Sebetulnya, ini tentang gambar-gambar gadis belia di dunia maya yang kekonsistenannya benar-benar nemprihatinkan.


Kemaren dia memposting selfi berhijabnya. Hari ini rambut hitamnya terpampang nyata bagi siapa saja. Lebih parah kalau ditambah  dengan celana sepaha dan baju you can see-nya.

Ada yang dalam kesehariannya tak berjilbab, ada pula yang Jilbab terpakai ke mana-mana.

Untuk yang memang biasa tak beljilbab, aku penasaran kenapa dia tiba-tiba pakai jilbab? Hanya untuk pajang tampang berhijab di media sosialkah? Apa gunanya? 

Dan yang tak bisa aku pahami adalah mereka yang biasa kemana-mana dengan hijabnya. Kan tujuannya menutup aurat. Kan mahkota (read: rambut) nya biar tak semabarang orang bisa melihat. Lah kok malah dipampang nyata di media sosial. Dipajang di tempat  di mana semua jenis manusia bisa melihat. Situ waras?

Kalau begitumah, apa gunanya mereka berhijab kemana-mana? Fashion? Karna pakai herjilbab lebih terlihat cantik? Atau apa? Aku masih tak tau jawabnya.

Karna setahuku, orang yang benar-benar niat berjilbab, atau setidaknya malu jika hartanya (read: anggota tubuhnya) dilihat yg bukan mukrimnya, dia tak akan pasang foto tanpa jilbab di media sosial. Lebih-lebih dia malah akan menghapus foto-foto tanpa jilbab yang pernah ia unggah.

Sekali lagi, apa gunanya ditutupi jika nyatanya semua orang bisa melihat lewat dinding Facebook, BBM, Instagram, path, dan twitternya.

Bandung, 22 Maret 2016
Nahayuka.

No comments:

Powered by Blogger.