Jangan Egois, Allah bersama Kamu

Tiba-tiba saja, malam ini aku teringat perkataan Rosulullah SAW kepada Abu Bakar Ash-Shiddig di masa krisis, saat Rosulullah dan Abu Bakar dalam perlarian ke Madinah,

La tahzan innallaha ma'anaa 

"Jangan berduka sesungguhnya Allah bersama kita" (QS 9:40)

Hmm ... seharian yang bisa dibilang melelahkan ya, Nay? Tiba-tiba saja mood menjadi buruk dan keluar sifat egois begitu saja.

Egois! Bagaimana mungkin kamu lebih mementingkan dirimu sendiri, Nay? Bagaimana mungkin kamu berfikiran jika harusnya dia yang menemuimu? Bagaimana mungkin kamu berharap dia meminta maaf terlebih dahulu? Memang, kamu spesial? Ke-egoisan yang nyata kan!

Sedikit Flash Back ke belangan, dan ingat orang-orang dalam hidupmu yang begitu mudah dan gentle untuk meminta maaf, juga memaafkan.

Si dia, yang marah-marah, ngambek, lalu pulang itu .... Langsung mengechat dan bilang  minta maaf, dan dengan sendirinya menjabarkan kesalahannya, bahkan disaat kamu hanya duduk diam memandangi laptopmu. Kalau difikir-fikir kan ... kamu juga salah, Nay.

Si dia yang kamu kecewakan, dengan rendah hati dia menyapa terlebih dahulu, menanyakan kabar, dan mendoakan kebaikan. Kamu?

Dan sungguh aku berterima kasih mengenal orang-orang seperti mereka ... Hingga berani kuputuskan untuk meminta maaf padanya

 "Ku minta maaf ya, tadi sempet kesel." 

Ajaib kan, Nay? dengan satu kalimat pendek tiba-tiba kamu merasa lebih baikan?

Ya ... mungkin ada kalanya kamu tak perlu banyak menimbang kadar kesalahan siapa yang lebih besar dalam  perselisihan, dan siapa yang harus meminta maaf duluan.

     walaman shabara waghafara inna dzaalika lamin 'azmi al-umuuri
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”   (QS. Asy-Syura : 43)

Jangan mudah bersedih dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama kita, dan Dia tidak menguji hambaNya melebihi batas kemampuannya.

Hmmm ... sudah dulu ya, Nay. Silahkan renungkan sikap egoismu tadi. Dan fikirkan, betapa banyak kamu akan kehilangan hanya karna sifat itu?

3 Juni 2016
Nahayuka