Bukan Asal Nikah



Tidak ada orang yang meminta dilahirkan di dunia ini. Kita … lahir atas keputusan orang tua dan takdir dari Allah. Beratnya kehidupan di dunia ini, akhirnya mempopulerkan ide child free (Ga mau punya anak) bahkan oleh orang-orang beruang dan berpendidikan. Tanggung jawab untuk menghadirkan seorang anak di dunia yang kacau ini dirasa terlalu berat untuk diemban. Sebagai seorang muslim, tentunya kita punya pertimbangan tersendiri soal ini.


Dan … bisa dikatakan, bagaimana diri kita tumbuh dan terbentuk saat ini sebagian besar adalah hasil dari lingkungan, serta kualitas pribadi dan pernikahan orang tua. 


“Kalau ada yang mau udah … terima aja yaaa. Nikah.” adalah ucapan yang cukup sering tak terima akhir-akhir ini dari orang yang berbeda-beda. 


Ada nada … penggampangan masalah pernikahan di sini. Pernikahan, adalah jalan menuju banyak hal. Rasanya … sangat disayangkan jika proses menujunya hanya asal-asalan. 


Alih-alih memusingkan soal siapa jodohnya, kenapa ga memulai dari memperbaiki diri sendiri. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum pernikahan. Ga mau kan, kita malah jadi beban orang lain setelah menikah?


Bahkan dalam islam, persiapan pernikahan harusnya dilakukan sendari dini, mulai dari kualitas makanan yang dimakan agar kelak dihasilkan gen anak-anak yang baik, belajar jadi orang tua yang baik, dan masih banyak lagi. Di luaran sana, bahkan banyak kelas-kelas persiapan pernikahan, yang materinya berjilid-jilid.


“Nikah dulu, belajar sambil jalan,” adalah bentuk keegoisan diri. Kemana aja selama ini sampai-sampai ga ada waktu buat belajar? Banyak orang yang ikut terlibat dalam sebuah ikrar pernikahan. Anak tentu saja jadi salah yang paling terlibat. Sungguh kasihan anak yang terlahir dari orang tua yang egois dan sembrono soal pernikahan. Apalagi wanita, yang akan menjadi madrasah pertama bagi Anaknya. Dan … hak utama anak bukan cuma soal makanan dan tempat tinggal, tapi juga soal pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat bergantung pada kualitas pribadi orang tua. 


Alih-alih menjadi penolong, salah-salah anak malah bisa jadi orang yang menjerumuskan kita waktu di akhirat. Bagaimana jika kelak mereka meminta pertanggung jawaban, atas buruknya pola asuh yang dilakukan dalam pernikahan?


Nikah adalah hal yang sangat sakral dalam Islam, setengah bobot ibadah kita akan berlandas pada pernikahan. Pertanyaannya, pernikahan seperti apa yang akan menyempurnakan ibadah kita?


Tentunya … kita hidup ga hanya asal hidup, ada tujuan besar yang diusahakan untuk dicapai di penghujung kehidupan. Di sinilah letak PR besarnya, Kehidupan seperti apa yang ingin kita jalani? pasangan seperti apa yang akan menyempurnakan ibadah kita? Pasangan setangguh apa yang bisa diajak sama-sama berjalan mendaki dan saling mensupport tanpa membebani satu sama lain? 




No comments:

Powered by Blogger.