Kami Ratapi Papan Ratapan.

(Salah satu papan ratapan di ITB. sumber gambar: My gallery)

Tak berapa lama setelah papan itu terisi, kami mengerubungi. Ada yang tersenyum puas, ada yang wajahnya datar,  ada yang dilanda duka karnanya.
 Meratap! Kenapa kami ratapi papan ini? Ratapan yang sebenarnya tak akan mengubah angka tiga jadi delapan.
 Biarlah! Setidaknya biarkan kami ber-ekspresi. Mengekspresikan duka kami. Duka para mahasiswa yang telah berusaha sebisanya, Semaksimalnya namun hasil amat minimal.
 (Seseorang tengan meratap. sumber gambar: My gallery)

Meratap! Setidaknya, kami hanya meratap. Berdiri di depan papan, memasang wajah kasihan, lalu berujar pelan, "Mengapa tuhan? Ini tak seperti yang hamba bayangkan."
Kasihan!
Kasihan? Memang kasihan!
Biarlah! Biarlah ini menjadi motivasi untuk kami!

Bandung, 30 November 2015




No comments:

Powered by Blogger.