The Power Of Kepepet

Oleh: Nahayuka

Lupa membawa kertas coretan. Damn! Tidak mungin juga buku catatan dicoret-coret. Alhasil, setelah tanya teman kiri kanan, "Adakah yang membawa kertas coretan berlebih?" satu lembar aku dapatkan.

Tak seperti biasanya, amat rapi agar irit. Sangat teliti ku coret kertas buram pemberian teman.
Yah! Beda memang. Kali ini, hanya satu yang bisa kugunakan. Terpaksa mengirit. Tak seperti biasa, aku punya satu pak kertas, ratusan lembar jumlahnya. Tiap ke kelas puluhan aku bawa. 

 (Coretan rapi, kertas hasil minta teman. Sumber gambar: My gallery )

Lebih baik ini memang! Rapi tak seperti coretanku biasanya yang jauh dari kata rapi, belok kanan kiri.
Keadaan memaksaku merubah kebiasaan. 
The power of kepepet sungguh berlaku di sini. Pertanyaannya, haruskah kepepet dulu agar bisa lebih maju?
Haruskah? 

Pernah tidak kamu merasakan bahwa ide-ide cemerlang ataupun kekuatan untuk menyeselaikan pekerjaan justru datangnya saat Deadline merapat? Sebelumnya ... Blank! Telah mencoba, berusaha, namun sia-sia.

Aku sendiri? Amat sering!

Dan "sering" itu menjelma jadi kebiasaan! 

Kebiasaan buruk memang. Buruk :( tapi sulit untuk di bentuk ulang, di rombak jadi sebaliknya.

 (Coretanku biasanya. Jauh dari kata rapi :( . sumber gambar: My gallery)

 Yah! Berdoa saja semoga diberi pencerahan oleh Yang Maha Kuasa.

Bandung, 30 November 2015




No comments:

Powered by Blogger.