Karena PINTAR Berarti BENAR


Malam ini, sebuat perdebatan kecil yang tak sepele terjadi. Ini mengenai tujuh harian Alm. Pak de ku yang (mungkin) telah meninggal 5 hari lalu. Saat menulis ini pun, aku masih mendengar bapak masih membahasnya dengan ibuku.

Awalnya sekeluarga telah membahasnya dan akan menetapkan hari H itu di Senin, lalu seseorang dengan predikat pintar di bidang itu muncul dan bilang jika hari H akan tepat jika diletakkan di Minggu. Yah ... tentu saja kelanjutannya sangat mudah di tebak. Sekeluarga lalu menetapkan hari H itu di Minggu (Mungkin bukan sekeluarga karna bapak masih belum terima).

Ini terlihat sepele, tapi tidak bisa dianggap sepele. Ini menyangkup kelanjutan hidup di alam sana (alam Alm. pak deku sekarang). Mungkin seperti itu, karena aku sendiri tidak terlalu paham tentang hal itu.

Aku tidak tau hitungan apa yang dipakai orang pintar itu hingga menetapkan Minggu sebagai hari H dan cukup mengerti alasan bapakku (yang pemikirannya tak seperti orang pelosok desa kebanyak) itu karena beliau sudah berkali-kali menunjukkan cara hitungannya. 

Aku hanya berfikir ada kesalah pahaman di sini. Mana yang benar? aku sendiri tidak tau! kedua pihak terutama dengan Minggu yang pendukungnya terlalu lebih banyak sama-sama mengklaim jika hitungannya benar. 

Masih jelas saat bapak bilang, "Coro islam iku ngono. iku jare wong pinter biyen-biyen (Cara Islam seperti itu. Itu katanya otang pintar terdahulu)."

Mengingat bapakmu bukan orang alim (berdasar dari jumlah beliau sembahyang) dan menimbang jika lawannya adalah orang alim betulan, orang alim yang masih hidup saat ini, bukan orang alim zaman dahulu, maka jika ditimbang-timbang dengan banyak alasan, ucapan orang pintar real akan terlihat lebih benar.

Okay ... Aku (Nahayuka) berani bertaruh. Jika mereka berdua di hadapkan lalu dibiarkan berdebat, aku yakin Orang pintar (Alim) akan menang. Ucapannya yang menyangkut pautkan agama (karena hal ini memang tentang agama) dengan sepak terjangnya yang sudah nyata akan membuat penjelasannya mudah diterima.

Sekali lagi, di sini aku masih belum tau mana yang benar. Minggu atau Senin, keduanya masih membingungkan. 

Coba kau fikirkan hal ini, Jika kau memasak dan bingung apakan masakanmu keasinan atau hambar mana yang akan kamu terima sarannya:

pertama, seorang Einsten (orang jenius yang berIQ tingg) menyarankan untuk menambahkan gula karna berpendapat masakanmu terlalu asin.

kedua, seorang juru masak ahli yang menyarankan menambahkan garam karna berpendapat masakanmu hambar.

Jadi, kamu pilih yang mana? Kalau Nahayuka akan pilih saran dari juru masak. Karena apa? Karena sepak terjangnya di dunia permasakan sudah cukup untuk menyakinkan. Walau ada kemungkinan lidahnya mati rasa atau semacamnya. Karena PINTAR berarti 'BENAR'.

_Nay_

1 comment:

  1. Nice teteh di ITB?
    Salam kenal yaa

    Liat2 juga di blog baru ane hehe

    https://www.google.co.id/search?q=praktikum+area+izun+hamidah&oq=pra&aqs=chrome.0.69i59j69i60l2j69i59j0j69i65.1639j0j4&sourceid=chrome-mobile&espv=1&ie=UTF-8

    ReplyDelete

Powered by Blogger.