Dosa di Dunia Maya Apa Ikut Maya Juga?


Sumber gambar: autocarpro.id
"Ini Internet. Apapun bisa berubah jadi joke. Jangankan beginian, kampanye ningkatin awareness dan kepedulian buat salah satu aktor Islandia aja berubah jadi joke, jadi meme. Tapi, apa yang dituju dan si pembuat marah? Kaga sama sekali. Yang ada mereka ikut ketawain jokes itu."

(Kalau baca pernyataan diatas dan tak merasakan apa-apa #miris, mungkin harus ...)
Yang ingin aku tanyakan, memang kita bisa mendengar apa suara hati kecil seseorang yang sebenarnya? Ketika dia tertawa, apakah tawa itu memang berasal dari hatinya?
Analognya seperti ini, kita sedang jalan tiba-tiba ada teman teriak dari seberang, "Woy jelek, ngapain lo kesana, ganggu pemandangan aja." kita lalu tertawa dan teman kita tertawa. Kita benar-benar tertawa karna tau teman kita suka bercanda. Lalu kita lanjut jalan, tiba-tiba ada yang tidak kita kenal dan tidak pernah kita ganggu kehidupannya teriak, "Woy jelek, ngapain lo kesana, ganggu pemandangan aja." Mereka tertawa, kita juga ikut tertawa. Tapi untuk tawa yang terakhir ini, apakah benar-benar bisa keluar dari hati tanpa tercampuh sedih? apakah tawa itu benar-benar tawa? atau hanya bentuk kesabaran kita?
Apa Tuhan juga membedakah tingkat dosa yang dilakukan di dunia internet dan dunia nyata. Ketika perbuatan di internet menyakiti hati orang lain, apa Tuhan akan mengenyampingkannya karna itu di internet?
 
Semua yang ada di internet adalah milik bersama ... 
Analoginya mungkin bisa seperti ini, Ada makanan di pinggir jalan, tidak ada orang disekitarnya, tapi ada tulisannya, "Milik si A". Tanpa pikir panjang, kita menambahkan banyak garam dan air atau bakhan memakan makanan tersebut tanpa bertanya pada si A. Masalahnya kita tidak merasa bersalah telah menambahkan sesuatu dan memakan makanan si A seenaknya.

Tau tidak, bisa jadi Tuhan sedang mencoba menguji sikap kita dengan cara tidak menempatkan siapaun di sekitar makanan itu.
Orang bisa seenaknya dan lebih berani menyakiti orang lain di dunia maya, karna yang disakiti kecil kemungkinan bisa menghakiminnya. Namun, dosa didunia maya apa ikut maya juga?
Ketika tingkah laku di dunia maya dan nyata berbeda, ketika ucapan di dunia nyata yang maya tak serupa, mungkin sudah seharusnya mengunjungi psikolog dan bertanya, " Apa yang salah dengan saya?"
Terakhir, aku jadi teringat kaliamat yang sering dilontarkan teman saya si Daya, "Tuhan menciptakan sebagian makluk untuk menguji makhluk lainnya." (ealah ... yang ini kayaknya ga berhubungan)
29 April 2017
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.