Secarik Pengumuman Pengubah Kehidupan

Sumber gambar: badmintonnsw.org.au

Tidak tepat dua tahun memang. Ya ... aku lupa itu tanggal berapa saat secarik pengumuman mengubah segalanya. Aku yakin, Hari ini, secarik pengumuman itu juga akan mengubah banyak kehidupan seseorang.

Aku yang ke sekolah harus melewati deretan sawah, yang jika malam terisolasi dari kehidupan luar. Yang hidup di lingkungan religius. Yang untuk ke kota kabupaten sendiri saja harus menempuh jarak berkilo-kilo meter, yang jauh dari mana-mana. Demak kotaku, Mijen kecamatanku. Rumahku masih masuk ke pelosok lagi, dipinggiran desa Mlaten.

Lantas tiba-tiba, secarik pengumuman membuatku mengemasi barang. Pergi naik kereta ke kota besar. Tiba-tiba, aku hidup dikota orang. Jauh dari keluarga, jauh dari sawah-sawah, dan jauh dari kata pelosok. Aku yang tiap hari biasanya harus sampai rumah sebelum matahari terbenam kini hanya bisa pulang saat liburan panjang datang. Aku yang biasanya sangat sulit mendapat ijin untuk pergi ke kota sendiri tiba-tiba bisa kemanapun sesuka hati.

Lantas, kurasakan perbedaan besar saat ku pulang kekampung sendiri. Aku yang biasanya bisa kemanapun dengan mudah tiba-tiba terasa terisolasi. Aku yang biasanya melihat gedung-gedung tinggi tiba-tiba harus melihat hamparan sawah sejauh mata memandang. Aku yang biasanya tiap hari berbahasa indonesia tiba-tiba tiap harus berbahasa jawa. Aku yang tiap hari merasakan ramainya kota metropolitan tiba-tiba harus kembali menikmati sunyinya kampung sendiri.

Aku merindukan kampungku saat di Kota, Aku juga meridukan "kotaku" saat di kampung. Yah ... Suatu kenikmatan memang bisa menjadi bagian dari pelosok desa sekaligus bagian dari ramainya kota metropolitan.

26 April 2017
Nahayuka

No comments:

Powered by Blogger.